Selasa, 27 September 2011

Kejujuran

 
Sebagian orang tua mengatakan,
“Kami kasihan kepada anak-anak kami, jika kami membebani mereka dengan kegiatan ini….karena masih sangat kecil.” Tatkala mendengar kata yg bernada keberatan ini, Syaikh Ibnu Zhafar Al-Makki berkata, “Tatkala telah mampu menghafal ayat :Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah untuk bersembahyang di malam hari, kecuali sedikit daripadanya (QS.Al-Muzammil [73]:1)
Abu Yazid Thaifur Ibn Isa Al-Basthami berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, kepada siapakah Allah berkata dalam ayat ini?”
Sang Ayah berkata,“Kepada Nabi”
Sang anak bertanya, “Wahai ayahku, mengapa engkau tidak berbuat seperti apa yg diperbuat Nabi?”
Sang Ayah berkata, “Wahai anakku, shalat malam hanya dikhususkan bagi Nabi saw, hanya wajib bagi beliau bukan umatnya.”
Sang anak terdiam. Tatkala telah menghafal ayat :”Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua per tiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan dari orang-orang yg bersama kamu (QS. Al-Muzammil [73]:20), sang anak berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah, aku mendengar bahwa segolongan orang menjalankan shalat malam, siapakah mereka?”
Sang ayah menjawab, “mereka adalah para sahabat.”
Sang anak bertanya, “Wahai ayah, apakah baiknya meninggalkan sesuatu yg dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya?”
“Kamu benar, wahai anakku” timpal sang ayah. Dan sejak saat itu, sang ayah mulai terbiasa bangun malam dan menjalankan shalat. Pada suatu malam, Abu Zaid terbangun dan melihat ayahnya shalat. Ia pun berkata kepada ayahnya,
“Wahai ayah, ajarilah aku bagaimana cara berwudhu dan shalat bersamamu!”
“Wahai anakku, tidurlah, engkau masih kecil!!”
“Wahai ayah, jika pada suatu saat manusia keluar dari kubur dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan pekerjaan mereka, maka aku akan berkata kepada Tuhanku, “Sesungguhnya aku telah berkata kepada ayahku, “wahai ayah, ajarilah aku bagaimana cara berwudhu dan shalat bersamamu!” lalu ayah mengabaikan permintaanku, setelah itu ayah berkata, “wahai anakku, tidurlah, engkau masih kecil!!”. Apakah ayah suka jika aku berkata seperti ini kepada Tuhan?”
Maka sang ayahpun berkata, “Tidak!! Demi Allah, aku tidak suka engkau berkata seperti itu kepada Tuhan.” Maka sejak saat itu, sang ayah mengajari anaknya shalat dan setelah itu, sang anak terbiasa shalat bersama ayahnya.

Di Mata Mancini, Tevez Sudah 'Habis'

Munich - Penolakan tampil dari Carlos Tevez sudah membuat Manajer Manchester City Roberto Mancini marah besar. Jika terserah Mancini, masa depan Tevez di City kini sudah "habis".

Kekalahan 0-2 yang ditelan City dari Bayern Munich, Rabu (28/9/2011) dinihari WIB, menyelipkan kisah tidak menyenangkan seputar Tevez.

Di tengah-tengah pertandingan, Mancini yang berniat menurunkan Tevez sebagai pemain pengganti meminta penyerangnya itu melakukan pemanasan.

Alih-alih beringsut dari bangku cadangan dan mematuhi instruksi Mancini, Tevez malah menolak. Baru setelah itu ia mengaku tidak siap mental untuk turun bertanding sehingga menolak bermain.

Hal itu jelas tidak diterima dengan baik oleh Mancini. Saat ditanyakan apakah kini posisi Tevez di City sudah tidak lagi bisa dipertahankan, si Italiano pun dengan lugas menukas.

"Bukan aku yang menentukannya tapi jika demikian, maka (jawabannya) ya. Aku sudah membantu Carlos selama dua tahun tapi aku tidak bisa menerima perilakunya," cetus Mancini di Sportinglife.

Semenjak membela City, sudah beberapa kali Tevez terlibat masalah yang utamanya bermuara pada pengakuannya di beberapa kesempatan, kalau dirinya ingin angkat kaki dari klub itu.

"Aku tidak bisa senang dengan situasi ini. Apakah hal serupa bisa terjadi di Bayern Munich, AC Milan atau Manchester United? Aku manajernya, aku menentukan semuanya."

"Selama dua tahun aku selalu membantunya, ia ingin pergi tapi aku tetap memilihnya. Tidaklah benar jika seorang pemain menolak turun di dalam pertandingan sepenting ini," simpul Mancini geram.

Senin, 19 September 2011

Luis Figo menggantikan Gian Piero Gasperini

Luis Figo mengaku terkejut sekaligus bangga bahwa dirinya dikaitkan menjadi Pelatih Inter Milan, menggantikan Gian Piero Gasperini. Meskipun demikian, Figo menyatakan tidak tertarik menduduki jabatan itu.

Posisi Gasperini memang sedang terancam setelah Inter mengalami tiga kekalahan beruntun. Setelah dikalahkan oleh seteru abadinya, AC Milan di Piala Super Italia, Inter kembali menelan kekalahan 3-4 dari Palermo pada laga perdana Serie-A. Terakhir, Javier Zanetti dkk harus menelan kekalahan 0-1 dari Trabzonspor di Liga Champions.

Sejumlah nama pelatih besar seperti Fabio Capello dan Hector Cuper mulai dikaitkan-kaitkan menjadi pengganti Gasperini. Selain mereka, Figo juga disebut-sebut menjadi salah satu incaran Inter. "Saya terkejut dan bangga karena dipertimbangkan," kata Figo Gazzetta dello Sport.

Namun, pemain yang pernah membela Inter pada 2005-2009 itu menolak untuk mengambil alih jabatan Gasperini. "Saya meninggalkan banyak kesan yang baik di Inter. Namun, untuk saat ini, saya memberikan dukungan penuh kepada Gasperini," jelas Figo.

Figo sendiri masih berkerja di Inter sebagi konsultan komersial.

30 Kiat Mendidik Anak

30 Kiat Mendidik Anak

Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian sesrius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala.

Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya.

Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:

* Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan.

* Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.

* Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja.

* Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.

* Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaumwanita.

* Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal-hal ini.

* Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.

* Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur'an dan buku-buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy'ariyah, Mu'tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid'ah lainnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

* Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa.

* Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair-syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.

* Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia-kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.

* Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.

* Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.

* Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan.

* Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.

* Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.

* Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.

* Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.

* Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu', lemah lembut dan menghormati temannya.

* Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.

* Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.

* Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.

* Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.

* Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.

* Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.

* Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang-orang yang suka melakukan hal itu.

* Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.

* Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.

* Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah-perintah.

* Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).

Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan. Wallahu a'lam.

Dari mathwiyat Darul Qasim "tsalasun wasilah li ta'dib al abna''" asy Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah .